Assalamu'alaikum dan salam sejahtera.
Salam bahagia buat para pecinta tantangan, para petualang.
di bawah ini saya akan mem-post ulang deskripsi lengkap seputar Pulau Sulawesi. Karena masih banyak yang mungkin enggan membuka atau membaca seputar Pulau Sulawesi maka saya berinisiatif membagikannya kembali untuk warga Pulau Sulawesi dan seluruh warga Nusantara untuk dijadikan sebagai referensi wisata jika berkunjung ke Sulawesi atau untuk sekadar menambah pengetahuan tentang Pulau Sulawesi.
Nah, pada uraian lengkap di bawah ini saya mengambil dari https://www.wikipedia.org/
Sulawesi atau
Pulau Sulawesi (atau sebutan lama dalam
bahasa Inggris:
Celebes) adalah sebuah
pulau dalam wilayah
Indonesia yang terletak di antara
Pulau Kalimantan di sebelah barat dan Kepulauan
Maluku di sebelah timur. Dengan luas wilayah sebesar 174.600 km², Sulawesi merupakan pulau
terbesar ke-11 di dunia. Di Indonesia hanya luas Pulau
Sumatera,
Kalimantan, dan Pulau
Papua sajalah yang lebih luas wilayahnya daripada Pulau Sulawesi, sementara dari segi populasi hanya Pulau
Jawa dan
Sumatera sajalah yang lebih besar populasinya daripada Sulawesi.
Etimologi
Nama
Sulawesi diperkirakan berasal dari kata dalam bahasa-bahasa di Sulawesi Tengah yaitu kata
sula yang berarti nusa (pulau) dan kata
mesi yang berarti besi (logam), yang mungkin merujuk pada praktik perdagangan
bijih besi hasil produksi tambang-tambang yang terdapat di sekitar
Danau Matano, dekat
Sorowako,
Luwu Timur.
[1] Sedangkan bangsa/orang-orang
Portugis yang datang sekitar abad 14-15 masehi adalah bangsa asing pertama yang menggunakan nama
Celebes untuk menyebut pulau Sulawesi secara keseluruhan.
Geografi
Sulawesi merupakan pulau terbesar keempat di
Indonesia setelah Papua,
Kalimantan
dan Sumatera dengan luas daratan 174.600 kilometer persegi. Bentuknya
yang unik menyerupai bunga mawar laba-laba atau huruf K besar yang
membujur dari utara ke selatan dan tiga semenanjung yang membujur ke
timur laut, timur, dan tenggara. Pulau ini dibatasi oleh Selat Makasar
di bagian barat dan terpisah dari Kalimantan serta dipisahkan juga dari
Kepulauan Maluku oleh Laut Maluku. Sulawesi berbatasan dengan
Borneo di sebelah barat,
Filipina di utara,
Flores di selatan,
Timor di tenggara dan
Maluku di sebelah timur.
Sejarah
Penari 'Padjogé' di Maros, Sulawesi, pada tahun 1870an.
Sejak abad ke-13, akses terhadap barang perdagangan berharga dan
sumber mineral besi mulai mengubah pola lama budaya disulawesi, dan ini
memungkinkan individu yang ambisius untuk membangun unit politik yang
lebih besar. Tidak diketahui mengapa kedua hal tersebut muncul
bersama-sama, mungkin salah satu adalah hasil yang lain. Pada 1400an,
sejumlah kerajaan pertanian yang baru telah muncul di barat lembah
Cenrana, serta di daerah pantai selatan dan di pantai timur dekat
Parepare yang modern.
[2]
Orang-orang Eropa pertama yang mengunjungi pulau ini (yang dipercayai
sebagai negara kepulauan karena bentuknya yang mengerut) adalah pelaut
Portugis pada tahun 1525, dikirim dari Maluku untuk mencari emas, yang
kepulauan memiliki reputasi penghasil.
[3] Belanda tiba pada tahun 1605 dan dengan cepat diikuti oleh Inggris, lalu mendirikan pabrik di Makassar.
[4]
Sejak 1660, Belanda berperang melawan Kerajaan Gowa Makasar terutama di
bagian pesisir barat yang berkuasa. Pada tahun 1669, Laksamana Speelman
memaksa penguasa, Sultan Hasanuddin, untuk menandatangani Perjanjian
Bongaya, yang menyerahkan kontrol perdagangan ke Perusahaan Hindia
Belanda. Belanda dibantu dalam penaklukan mereka oleh panglima perang
Bugis Arung Palakka, penguasa kerajaan Bugis Bone. Belanda membangun
benteng di Ujung Pandang, sedangkan Arung Palakka menjadi penguasa
daerah dan kerajaan Bone menjadi dominan. Perkembangan politik dan
budaya tampaknya telah melambat sebagai akibat dari
status quo.
Pada tahun 1905 seluruh Sulawesi menjadi bagian dari koloni negara
Belanda dari Hindia Belanda sampai pendudukan Jepang dalam Perang Dunia
II. Selama Revolusi Nasional Indonesia, "Turk" Westerling Kapten Belanda
membunuh sedikitnya 4.000 orang selama Kampanye Sulawesi Selatan
[5]
Setelah penyerahan kedaulatan pada Desember 1949, Sulawesi menjadi
bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS). Dan pada tahun 1950
menjadi tergabung dalam kesatuan Republik Indonesia.
[6]
Pada saat
kemerdekaan Indonesia, Sulawesi berstatus sebagai
provinsi dengan bentuk pemerintahan otonom di bawah pimpinan seorang
Gubernur. Provinsi Sulawesi ketika itu beribukota di
Makassar, dengan
Gubernur DR.G.S.S.J. Ratulangi.
[7]
Bentuk sistem pemerintahan provinsi ini merupakan perintis bagi
perkembangan selanjutnya, hingga dapat melampaui masa-masa di saat
Sulawesi berada dalam
Negara Indonesia Timur (
NIT) dan kemudian
NIT menjadi
negara bagian dari negara
federasi Republik Indonesia Serikat (
RIS).
[8] Saat
RIS dibubarkan dan kembali kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Sulawesi statusnya dipertegas kembali menjadi provinsi.
[9] Status Provinsi Sulawesi ini kemudian terus berlanjut sampai pada tahun 1960.
Gubernur Sulawesi[10]
Mulai tahun 1960 Sulawesi terdiri dari dua buah
Daerah Tingkat I [11], yaitu :
Pada tahun 1964 dibentuk
Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah, yang dipisahkan dari Daerah Tingkat I Sulawesi Utara-Tengah, sedangkan
Daerah Tingkat I Sulawesi Utara-Tengah diubah menjadi Daerah Tingkat I
Sulawesi Utara. Demikian pula
Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara dibentuk terpisah dari
Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan-Tenggara, sedangkan
Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan-Tenggara diubah menjadi
Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan.
[12]
Mulai tahun 1999 pemakaian istilah
Daerah tingkat I dihilangkan, sehingga ke-empat wilayah di atas sebutannya berubah masing-masing menjadi
provinsi. Memasuki era
Reformasi seiring dengan munculnya pemekaran wilayah berkenaan dengan otonomi daerah, terbentuk
provinsi Gorontalo pada tahun 2000, dan kemudian
provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2004.
Pemerintahan
Pemerintahan di Sulawesi dibagi menjadi enam provinsi berdasarkan urutan pembentukannya yaitu provinsi
Sulawesi Selatan,
Sulawesi Utara,
Sulawesi Tengah,
Sulawesi Tenggara,
Gorontalo, dan
Sulawesi Barat.
Sulawesi Tengah merupakan provinsi terbesar dengan luas wilayah daratan
68,033 kilometer persegi dan luas laut mencapai 189,480 kilometer
persegi yang mencakup semenanjung bagian timur dan sebagian semenanjung
bagian utara serta Kepulauan Togean di Teluk Tomini dan pulau-pulau di
Banggai Kepulauan di Teluk Tolo. Sebagian besar daratan di provinsi ini
bergunung-gunung (42.80% berada di atas ketinggian 500 meter dari
permukaan laut) dan Katopasa adalah gunung tertinggi dengan ketinggian
2.835 meter dari permukaan laut.
Kota besar
Berikut 10 kota besar di Sulawesi berdasarkan jumlah populasi tahun 2010.
[13]
1 |
Makassar, Sulawesi Selatan |
1,339,374 |
2 |
Manado, Sulawesi Utara |
675,354 |
3 |
Bitung, Sulawesi Utara |
387,932 |
4 |
Palu, Sulawesi Tengah |
335,297 |
5 |
Kendari, Sulawesi Tenggara |
289,153 |
6 |
Gorontalo, Gorontalo |
179,991 |
7 |
Palopo, Sulawesi Selatan |
148,033 |
8 |
Baubau, Sulawesi Tenggara |
137,118 |
9 |
Parepare, Sulawesi Selatan |
129,542 |
10 |
Kotamobagu, Sulawesi Utara |
107,216 |
Lihat Pula Daftar kota di Indonesia menurut jumlah penduduk.
Sumber daya alam
|
Halaman ini memerlukan pemutakhiran informasi.
Anda dapat membantu memutakhirkan informasi yang ada dan menghapus templat ini setelah selesai |
Daftar gunung di Sulawesi
Empat semenanjung utama
Bahasa
|
Halaman ini memerlukan pemutakhiran informasi.
Anda dapat membantu memutakhirkan informasi yang ada dan menghapus templat ini setelah selesai |
Bugis
Suku Bugis adalah suku yang lebih dominan di Pulau Sulawesi ini.
Dimana suku ini dapat ditemui di mana-mana di Pulau Sulawesi. Suku Bugis
mayoritas adalah pedagang jadi tidak heran jika rata-rata pasar di
pulau ini dikuasai oleh Suku Bugis. Suku Bugis adalah suku yang taat
beragama. Suku Bugis adalah suku yang sangat menjunjung tinggi harga
diri dan martabat. Suku ini sangat menghindari tindakan-tindakan yang
mengakibatkan turunnya harga diri atau martabat seseorang.
Budaya
|
Halaman ini memerlukan pemutakhiran informasi.
Anda dapat membantu memutakhirkan informasi yang ada dan menghapus templat ini setelah selesai |
Hasil kebudayaan Bugis yang paling terkenal adalah Kapal Pinisi.
Kapal Pinisi adalah alat transportasi zaman dulu, biasanya untuk
mengangkut barang. Kapal laut ini tergolong kapal layar, yang memakai
tenaga angin sebagai penggerak. Kapal Pinisi ini sudah terkenal sejak
abad ke-14. Bahkan sekarang, dunia sudah mengakui keberadaan Kapal
Pinisi. Saat ini Kapal Pinisi digunakan sebagai kapal pesiar mewah dan
kapal ekspedisi. Akan tetapi masih ada masyarakat Sulawesi yang
menggunakan kapal ini sebagai alat transportasi sehari-hari. Anda bisa
menemui kapal ini beserta proses pembuatannya di kabupaten Bulukumba,
Sulawesi Selatan.
Penduduk suku Toraja terkenal sebagai penduduk yang bermukim di
dataran tinggi atau pegunungan. Nenek moyangnya berasal dari suku bangsa
cina. Hasil kebudayaannya sangat beragam, dan masih terjaga sampai saat
ini. Yang paling mudah dikenali dari kebudayaan Toraja adalah rumah
adatnya. Tongkonan adalah rumah adat suku Toraja. Rumah ini merupakan
simbol spiritualital masyarakat Toraja. Berbagai upacara adat Toraja
diselenggarakan di rumah ini.
[14]
Referensi
- ^ Watuseke, F. S. 1974. On the name Celebes.
Sixth International Conference on Asian History, International
Association of Historians of Asia, Yogyakarta, 26th-30th August.
Unpublished.
- ^ Caldwell,
I.A. 1988. 'South Sulawesi A.D. 1300–1600; Ten Bugis texts.' Ph.D
thesis, The Australian National University; Bougas, W. 1998. 'Bantayan;
An early Makassarese kingdom 1200 -1600 AD. Archipel 55: 83-123; Caldwell, I. and W.A. Bougas 2004. 'The early history of Binamu and Bangkala, South Sulawesi.' Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde
64: 456-510; Druce, S. 2005. 'The lands west of the lake; The history
of Ajattappareng, South Sulawesi, AD 1200 to 1600.' Ph.D thesis, The
University of Hull.
- ^ Crawfurd, J. 1856. A descriptive dictionary of the Indian islands and adjacent countries. London: Bradbury & Evans.
- ^ Bassett, D. K. (1958). English trade in Celebes, 1613-67. Journal of the Royal Asiatic Society 31(1): 1-39.
- ^ Kahin (1952), p. 145
- ^ Westerling, R. 1952. Challenge to Terror
- ^ Sejarah Provinsi Sulawesi Utara
- ^ Kementerian Penerangan, Republik Indonesia: Provinsi sulawesi, 1953, hal. 176-177
- ^ Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 1950
- ^ [1]
- ^ Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1960
- ^ Undang Undang nomor 13 tahun 1964
- ^ "Indonesia: Provinces, Cities & Municipalities". City Population. Diakses tanggal 2010-04-28.
- ^ Potensi Wisata Sulawesi
Pranala Luar
- Daftar Taman Nasional di Sulawesi Diakses 5 Desember 2014.