Rabu, 13 Januari 2016

Kuri' Caddi adalah sebuah dusun yang berada Desa Nisombalia, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros yang letaknya tidak jauh dari pusat Kota Makassar, meski termasuk wilayah Kabupaten Maros namun dusun ini dekat dari Kota Makassar, hanya sekitar 15 menit perjanan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat.
Salah satu keunikan dari dusun ialah banyaknya ditemukan pohon mangrove dan berbagai jenis burung. Itu mengapa dusun ini dijadikan kawasan rehabilitas mangrove karena hampir sepenuhnya dusun ini di kelilingi oleh hutan mangrove.

Untuk aktivitas warga sendiri mayoritasnya ialah sebagai nelayan. Selain itu warga di sana cukup ramah menyambut pendatang yang masuk ke dusun tersebut. Tapi seramah apapun warga di sana kita sebagai pendatang harus menjaga etika dan menghargai adat dan budaya setempat.

Di dusun tersebut juga telah menjadi pusat kegiatan mahasiswa yang biasa disebut KKN. Maka tidak heran jika dusun tersebut mengalami kemajuan yang signifikan termasuk dalam hal pendidikan. Di sana juga terdapat sebuah rumah baca yang kata warga setempat rumah baca tersebut dibangun oleh mahasiswa-mahasiswa KKN.
Rumah Baca yang ada di Dusun Kuri' Caddi
O iya, di sana juga terdapat sebuah yayasan yang bernama Yayasan Al-Wasi' Kuri' Caddi,
Sepintas tampak gedung sederhana namun dalam yayasan tersebut terdapat jam belajar yang terbagi dua, pagi untuk MI (SD) dan siang untuk MTS (SMP).
Untuk tenaga pengajar di sana ada 13 orang guru beserta satu orang Kepala Sekolah. Yang katanya, mereka (para guru tersebut) tinggal jauh di luar dusun dan perjalanan masuk ke untuk mengajar bukanlah perjalanan yang mudah, perjalanan yang kira-kira 15 menit dan jalannyaq yang penuh bebatuan dan tidak rata mempersulit akses masuk ke sana
Anak-anak Dusun Kuri' Caddi

Yayasan Al-Wasi' Kuri' Caddi

Ada beberapa harapan dari sang guru yang di titipkan pada saya sebelum meninggalkan sekolah tersebut, "Kami di sini butuh beberapa buku bacaan, adik-adik kita sangat butuh bantuan buku bacaan anak-anak. Jika Kakak punya buku bacaan anak-anak yang layak baca ingin didonasikan pada kami, kami sangat berterima kasih. Kami tunggu Kakak datang ke sini lagi."

Jika menangkap hal tersebut, saya pun berharap Kakak-Kakak yang ada di dunia maya ini bisa menjawab harapan dari mereka dengan aksi nyata.
Jika tak mampu turun langsung, bolehlah di titipkan kepada saya untuk disampaikan kepada mereka. Tapi jika ingin menikmati keindahan Dusun Kuri' Caddi, bolehlah Kakak-Kakak langsung ke sana.
Terima kasih.....


Report by: Arif Al Khayal
Lokasi: Dusun Kuri' Caddi, Desa Nisombalia, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.

Rabu, 02 Desember 2015

Sungai Baruttung

Sekadar referensi
Silahkan dieksplorasi tapi jangan dieksploitasi

Salah satu sisi Sungai Baruttung
Namanya Sungai Baruttung, untuk keindahan tidak kalah dengan destinasi-destinasi wisata yang ada di Sulawesi Selatan.
Sungai Baruttung sekilas mirip dengan Sungai Bantimurunge (Celebes Canyon) yang ada di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Tapi yang unik di sungai ini ialah bebatuannya terdapat beberapa warna yaitu, merah darah, hijau, putih (sejenis kapur), dan beberapa warna lainnya. Dan bebatuannya terdapat bentuk pahatan yang cukup rapi seperti bentukan anak tangga.


Abaikan orangnya. Hehehehe

Nih dia Aswin Al Camba IG: aswinibrahimp 


Kalo yang ini Huda Al Kabba IG: nurul_huda

Kalo yang ini Arif Al Khayal (Admin) IG: pulang_kampung

Air Terjun mini di sekitaran sungai

Sungai Baruttung warga sekitar menyebutnya yang berarti 'gemuruh' karena pada saat debit air melimpah akan terdengar gemuruh yang lumayan besar. Di sungai ini juga terdapat beberapa sambungan pipa besar, yang kata warga sekitar pipa tersebut adalah penyalur air bersih.
Namun ada baiknya jika berkunjung ke sana cobalah perhatikan kebersihan.
‪#‎BawahSampahmuPulang‬


Sungai Baruttung letaknya di Desa Bantimurung, Kecamatan Tondong Tallasa, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Sekitaran satu jam perjalanan dari pusat Kota Pangkep melalui jalur Tonasa 2. Tapi jika ingin menikmati sensasi perjalanan yang lebih seru dan menantang, bisa melalui jalur Tonasa 1, saya menyebutnya jalur naga karena kelokan yang curam dan panjang, tapi kondisi jalan sudah di beton jadi memudahkan perjalanan meskipun jarak tempuh dari jalur Tonasa 1 memakan waktu kisaran 4 sampai 5 jam mengendarai roda dua menuju Sungai Baruttung.
 Di jalur ini kita bisa menikmati keindahan dan mengelilingi kaki Gunung Bulusaraung serta menikmati gugusan-gugusan kars dari atas ketinggian. Dan di jalur ini kita juga bisa temukan jalur menuju Kabupaten Bone dan Kabupaten Barru.
Pastinya saya sarankan wajib melalui jalur Tonasa 1, biar petualang semakin seru dan lengkap. He.. He.. He.. He....


Report: Arif Al Khayal

Jangan lupa follow IG kami: pulang_kampung
‪#‎Pangkep‬

Rabu, 11 November 2015

Deskripsi Lengkap Tentang Pulau Sulawesi

Assalamu'alaikum dan salam sejahtera.
Salam bahagia buat para pecinta tantangan, para petualang.
di bawah ini saya akan mem-post ulang deskripsi lengkap seputar Pulau Sulawesi. Karena masih banyak yang mungkin enggan membuka atau membaca seputar Pulau Sulawesi maka saya berinisiatif membagikannya kembali untuk warga Pulau Sulawesi dan seluruh warga Nusantara untuk dijadikan sebagai referensi wisata jika berkunjung ke Sulawesi atau untuk sekadar menambah pengetahuan tentang Pulau Sulawesi.
Nah, pada uraian lengkap di bawah ini saya mengambil dari https://www.wikipedia.org/

Sulawesi
Sulawesi map.PNG
Divisi Provinsial
IndonesiaSulawesi.PNG
Geografi
Lokasi Asia Tenggara
Koordinat 2°08′S 120°17′E
Kepulauan Kepulauan Sunda Besar
Luas 174,600 km²
Ketinggian tertinggi 3,478 m
Puncak tertinggi Rantemario
Negara
Indonesia
Provinsi
(ibukota)
Sulawesi Barat (Mamuju)
Sulawesi Utara (Manado)
Sulawesi Tengah (Palu (kota))
Sulawesi Selatan (Makassar)
Sulawesi Tenggara (Kendari)
Gorontalo (Gorontalo)
Kota terbesar Makassar (1,339,374 (Sensus 2010)
Demografi
Populasi 19 juta (per 2014)
Kepadatan 92/km²
Sulawesi atau Pulau Sulawesi (atau sebutan lama dalam bahasa Inggris: Celebes) adalah sebuah pulau dalam wilayah Bendera Indonesia Indonesia yang terletak di antara Pulau Kalimantan di sebelah barat dan Kepulauan Maluku di sebelah timur. Dengan luas wilayah sebesar 174.600 km², Sulawesi merupakan pulau terbesar ke-11 di dunia. Di Indonesia hanya luas Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Pulau Papua sajalah yang lebih luas wilayahnya daripada Pulau Sulawesi, sementara dari segi populasi hanya Pulau Jawa dan Sumatera sajalah yang lebih besar populasinya daripada Sulawesi.

Daftar isi

Etimologi

Nama Sulawesi diperkirakan berasal dari kata dalam bahasa-bahasa di Sulawesi Tengah yaitu kata sula yang berarti nusa (pulau) dan kata mesi yang berarti besi (logam), yang mungkin merujuk pada praktik perdagangan bijih besi hasil produksi tambang-tambang yang terdapat di sekitar Danau Matano, dekat Sorowako, Luwu Timur.[1] Sedangkan bangsa/orang-orang Portugis yang datang sekitar abad 14-15 masehi adalah bangsa asing pertama yang menggunakan nama Celebes untuk menyebut pulau Sulawesi secara keseluruhan.

Geografi

Sulawesi merupakan pulau terbesar keempat di Indonesia setelah Papua, Kalimantan dan Sumatera dengan luas daratan 174.600 kilometer persegi. Bentuknya yang unik menyerupai bunga mawar laba-laba atau huruf K besar yang membujur dari utara ke selatan dan tiga semenanjung yang membujur ke timur laut, timur, dan tenggara. Pulau ini dibatasi oleh Selat Makasar di bagian barat dan terpisah dari Kalimantan serta dipisahkan juga dari Kepulauan Maluku oleh Laut Maluku. Sulawesi berbatasan dengan Borneo di sebelah barat, Filipina di utara, Flores di selatan, Timor di tenggara dan Maluku di sebelah timur.

Sejarah

Penari 'Padjogé' di Maros, Sulawesi, pada tahun 1870an.
Sejak abad ke-13, akses terhadap barang perdagangan berharga dan sumber mineral besi mulai mengubah pola lama budaya disulawesi, dan ini memungkinkan individu yang ambisius untuk membangun unit politik yang lebih besar. Tidak diketahui mengapa kedua hal tersebut muncul bersama-sama, mungkin salah satu adalah hasil yang lain. Pada 1400an, sejumlah kerajaan pertanian yang baru telah muncul di barat lembah Cenrana, serta di daerah pantai selatan dan di pantai timur dekat Parepare yang modern.[2]
Orang-orang Eropa pertama yang mengunjungi pulau ini (yang dipercayai sebagai negara kepulauan karena bentuknya yang mengerut) adalah pelaut Portugis pada tahun 1525, dikirim dari Maluku untuk mencari emas, yang kepulauan memiliki reputasi penghasil.[3] Belanda tiba pada tahun 1605 dan dengan cepat diikuti oleh Inggris, lalu mendirikan pabrik di Makassar. [4] Sejak 1660, Belanda berperang melawan Kerajaan Gowa Makasar terutama di bagian pesisir barat yang berkuasa. Pada tahun 1669, Laksamana Speelman memaksa penguasa, Sultan Hasanuddin, untuk menandatangani Perjanjian Bongaya, yang menyerahkan kontrol perdagangan ke Perusahaan Hindia Belanda. Belanda dibantu dalam penaklukan mereka oleh panglima perang Bugis Arung Palakka, penguasa kerajaan Bugis Bone. Belanda membangun benteng di Ujung Pandang, sedangkan Arung Palakka menjadi penguasa daerah dan kerajaan Bone menjadi dominan. Perkembangan politik dan budaya tampaknya telah melambat sebagai akibat dari status quo. Pada tahun 1905 seluruh Sulawesi menjadi bagian dari koloni negara Belanda dari Hindia Belanda sampai pendudukan Jepang dalam Perang Dunia II. Selama Revolusi Nasional Indonesia, "Turk" Westerling Kapten Belanda membunuh sedikitnya 4.000 orang selama Kampanye Sulawesi Selatan [5] Setelah penyerahan kedaulatan pada Desember 1949, Sulawesi menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS). Dan pada tahun 1950 menjadi tergabung dalam kesatuan Republik Indonesia. [6]
Pada saat kemerdekaan Indonesia, Sulawesi berstatus sebagai provinsi dengan bentuk pemerintahan otonom di bawah pimpinan seorang Gubernur. Provinsi Sulawesi ketika itu beribukota di Makassar, dengan Gubernur DR.G.S.S.J. Ratulangi.[7] Bentuk sistem pemerintahan provinsi ini merupakan perintis bagi perkembangan selanjutnya, hingga dapat melampaui masa-masa di saat Sulawesi berada dalam Negara Indonesia Timur (NIT) dan kemudian NIT menjadi negara bagian dari negara federasi Republik Indonesia Serikat (RIS).[8] Saat RIS dibubarkan dan kembali kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, Sulawesi statusnya dipertegas kembali menjadi provinsi.[9] Status Provinsi Sulawesi ini kemudian terus berlanjut sampai pada tahun 1960.
Gubernur Sulawesi[10]
Mulai tahun 1960 Sulawesi terdiri dari dua buah Daerah Tingkat I [11], yaitu :
Pada tahun 1964 dibentuk Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah, yang dipisahkan dari Daerah Tingkat I Sulawesi Utara-Tengah, sedangkan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara-Tengah diubah menjadi Daerah Tingkat I Sulawesi Utara. Demikian pula Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara dibentuk terpisah dari Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan-Tenggara, sedangkan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan-Tenggara diubah menjadi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan.[12]
Mulai tahun 1999 pemakaian istilah Daerah tingkat I dihilangkan, sehingga ke-empat wilayah di atas sebutannya berubah masing-masing menjadi provinsi. Memasuki era Reformasi seiring dengan munculnya pemekaran wilayah berkenaan dengan otonomi daerah, terbentuk provinsi Gorontalo pada tahun 2000, dan kemudian provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2004.

Pemerintahan

Peta Sulawesi
Pemerintahan di Sulawesi dibagi menjadi enam provinsi berdasarkan urutan pembentukannya yaitu provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Sulawesi Barat. Sulawesi Tengah merupakan provinsi terbesar dengan luas wilayah daratan 68,033 kilometer persegi dan luas laut mencapai 189,480 kilometer persegi yang mencakup semenanjung bagian timur dan sebagian semenanjung bagian utara serta Kepulauan Togean di Teluk Tomini dan pulau-pulau di Banggai Kepulauan di Teluk Tolo. Sebagian besar daratan di provinsi ini bergunung-gunung (42.80% berada di atas ketinggian 500 meter dari permukaan laut) dan Katopasa adalah gunung tertinggi dengan ketinggian 2.835 meter dari permukaan laut.

Kota besar

Berikut 10 kota besar di Sulawesi berdasarkan jumlah populasi tahun 2010.[13]
Urutan Kota, Provinsi Populasi
1 Makassar, Sulawesi Selatan 1,339,374
2 Manado, Sulawesi Utara 675,354
3 Bitung, Sulawesi Utara 387,932
4 Palu, Sulawesi Tengah 335,297
5 Kendari, Sulawesi Tenggara 289,153
6 Gorontalo, Gorontalo 179,991
7 Palopo, Sulawesi Selatan 148,033
8 Baubau, Sulawesi Tenggara 137,118
9 Parepare, Sulawesi Selatan 129,542
10 Kotamobagu, Sulawesi Utara 107,216
Lihat Pula Daftar kota di Indonesia menurut jumlah penduduk.

Sumber daya alam

Daftar gunung di Sulawesi

Empat semenanjung utama

Bahasa

Bugis

Suku Bugis adalah suku yang lebih dominan di Pulau Sulawesi ini. Dimana suku ini dapat ditemui di mana-mana di Pulau Sulawesi. Suku Bugis mayoritas adalah pedagang jadi tidak heran jika rata-rata pasar di pulau ini dikuasai oleh Suku Bugis. Suku Bugis adalah suku yang taat beragama. Suku Bugis adalah suku yang sangat menjunjung tinggi harga diri dan martabat. Suku ini sangat menghindari tindakan-tindakan yang mengakibatkan turunnya harga diri atau martabat seseorang.

Budaya

Hasil kebudayaan Bugis yang paling terkenal adalah Kapal Pinisi. Kapal Pinisi adalah alat transportasi zaman dulu, biasanya untuk mengangkut barang. Kapal laut ini tergolong kapal layar, yang memakai tenaga angin sebagai penggerak. Kapal Pinisi ini sudah terkenal sejak abad ke-14. Bahkan sekarang, dunia sudah mengakui keberadaan Kapal Pinisi. Saat ini Kapal Pinisi digunakan sebagai kapal pesiar mewah dan kapal ekspedisi. Akan tetapi masih ada masyarakat Sulawesi yang menggunakan kapal ini sebagai alat transportasi sehari-hari. Anda bisa menemui kapal ini beserta proses pembuatannya di kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Penduduk suku Toraja terkenal sebagai penduduk yang bermukim di dataran tinggi atau pegunungan. Nenek moyangnya berasal dari suku bangsa cina. Hasil kebudayaannya sangat beragam, dan masih terjaga sampai saat ini. Yang paling mudah dikenali dari kebudayaan Toraja adalah rumah adatnya. Tongkonan adalah rumah adat suku Toraja. Rumah ini merupakan simbol spiritualital masyarakat Toraja. Berbagai upacara adat Toraja diselenggarakan di rumah ini. [14]

Referensi

  1. ^ Watuseke, F. S. 1974. On the name Celebes. Sixth International Conference on Asian History, International Association of Historians of Asia, Yogyakarta, 26th-30th August. Unpublished.
  2. ^ Caldwell, I.A. 1988. 'South Sulawesi A.D. 1300–1600; Ten Bugis texts.' Ph.D thesis, The Australian National University; Bougas, W. 1998. 'Bantayan; An early Makassarese kingdom 1200 -1600 AD. Archipel 55: 83-123; Caldwell, I. and W.A. Bougas 2004. 'The early history of Binamu and Bangkala, South Sulawesi.' Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 64: 456-510; Druce, S. 2005. 'The lands west of the lake; The history of Ajattappareng, South Sulawesi, AD 1200 to 1600.' Ph.D thesis, The University of Hull.
  3. ^ Crawfurd, J. 1856. A descriptive dictionary of the Indian islands and adjacent countries. London: Bradbury & Evans.
  4. ^ Bassett, D. K. (1958). English trade in Celebes, 1613-67. Journal of the Royal Asiatic Society 31(1): 1-39.
  5. ^ Kahin (1952), p. 145
  6. ^ Westerling, R. 1952. Challenge to Terror
  7. ^ Sejarah Provinsi Sulawesi Utara
  8. ^ Kementerian Penerangan, Republik Indonesia: Provinsi sulawesi, 1953, hal. 176-177
  9. ^ Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 1950
  10. ^ [1]
  11. ^ Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1960
  12. ^ Undang Undang nomor 13 tahun 1964
  13. ^ "Indonesia: Provinces, Cities & Municipalities". City Population. Diakses tanggal 2010-04-28.
  14. ^ Potensi Wisata Sulawesi

Pranala Luar

  1. Daftar Taman Nasional di Sulawesi Diakses 5 Desember 2014.